Menurut geologi,yaitu ilmu yang mempelajari kulit bumi,ruang lingkup waktu(scope) sejak terjadinya dunia sampai kini dibagi menjadi jaman-jaman sebagai berikut:
a. Azoikum (a=tidak,zoon=hidup),adalah zaman ketika belum ada kehidupan di bumi , berlangsung sekitar 2.500 juta hingga 1.200 juta tahun.Zaman ini dibagi menjadi dua yaitu archaikum dan pracambrium.
b. Palaeozoikum (paleos=purba atau tua),adalah zaman ketika di bumi terdapat kehidupan makhluk yang pertama atau tertua,berlangsung sekitar 540 juta hingga 360 juta tahun.Dibagi menjadi lima:
Cambrium,mulai ada kehidupan primitif
Silur,mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang tua
Devon,mulai ada kehidupan binatang jenis amfibi tertua
Carbon,mulai ada binatang merayap
Perm,mulai ada hewan darat
c.Mesozoikum (meso=tengah),berlangsung sekitar 180 juta hingga 135 juta tahun.Dibagi menjadi tiga:
Trias,masa ini terdapat kehidupan ikan,amfibi,dan reptil.
Jura,terdapat reptil dan sebangsa katak
Calcium,terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga.
d.Neozoikum (neo=baru),berlangsung sekitar 65 juta hingga 55 juta tahun,dibagi menjadi zaman tertier dan zaman kwarter.
Zaman tertier dibagi menjadi empat:
*Oligosen
*Miosen
*Pliosen
Zaman kwarter dibagi menjadi:
• Pleistosen atau zaman diluvium
• Holosen atau zaman aluvium
2.Teori tentang Proses Perkembangan Manusia
Sistem yang dianut dalam penggolongan makhluk hidup adalah sistem berdasarkan evolusi.Bukti-bukti evolusi yang ditinggalkan tidak semuanya akan tersingkap,dan yang telah tersingkap umumnya tidak lengkap dan bersifat fragmentaris.Banyak masalah yang belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.Karena itu tak ada satu teori yang seluruhnya benar dan satu klasifikasi yang tak dapat dibantah.Sementara itu ilmu pengetahuan terus berkembang,temuan-temuan baru diperoleh,teori-teori lama ada yang gugur.Dengan ini apa yang dikemukakan para ahli adalah hal-hal yang tidak boleh dianggap kebenaran mutlak,termasuk hal-hal yang belum mantap diterima tetapi lebih meyakinkan daripada teori lama.Evolusi manusia tidak berarti manusia berasal dari monyet.Pada abad ke-19 Darwin-Wallace mencetuskan pola pikir bahwa suatu takson tidak statis tetapi dinamis melalui masa yang panjang dan bahwa semua makhluk hidup berkerabat.Dalam bukunya The Origin of Species Darwin mengemukakan bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam,dan evolusi terjadi karena seleksi alam.
3.Evolusi Manusia
Dalam proses berkembang biak,gen dari kedua orang tua menurun kepada anaknya,sehingga terjadi kombinasi gen baru.Dalam satu populasi,gen dan frekuensinya tidak berubah,kecuali ada faktor evolusi.Faktor tersebut yaitu mutasi,seleksi alam,arus gen,dan perubahan frekuensi gen.
Mutasi adalah perubahan gen atau kromosom.Seleksi alam adalah pengaruh perubahan alam terhadap gen-gen.Arus gen adalah mengalirnya gen ke ke dalam atau keluar suatu populasi.Perubahan frekuensi gen adalah perubahan gen secara rambang dalam populasi kecil.Proses evolusi yang banyak terjadi adalah mikroevolusi,yaitu perubahan frekuensi gen dalam ukuran kecil di bawah tingkat spesies.
4.Beberapa Proses Penting dalam Evolusi Manusia
Evolusi manusia menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting.Perubahan-perubahan tersebut yaitu:
a.Sikap tubuh dan cara bergerak secara tegak.Sikap tegak menimbulkan akibat lebih lanjut,seperti terbebasnya anggota tubuh bagian atas dari tugas menanggung beban berat badan dan bergerak.
b.Evolusi kepala,berkaitan dengan evolusi muka dan terutama evolusi otak.
c.Perkembangan biososial,meliputi tiga hal penting,yaitu pembuatan alat,organisasi sosial,dan komunikasi dengan bahasa.
5.Proses Terbentuknya Masyarakat
J.Lubbock, J.J.Bachofen,J.F.McLennan, dan G.A.Wilken,berpendapat bahwa terbentuknya masyarakat manusia melalui beberapa fase perkembangan.
1. Pada fase pertama,manusia hidup sebagai kawanan berkelompok,laki-laki dan perempuan saling kawin dan menghasilkan keturunan tanpa ikatan.;Keluarga inti (nuclear family)sebagai inti masyarakat belum ada.Kondisi ini dinamakan promiskuitas.
2. Fase kedua mulai timbul kesadaran di kalangan manusia akan adanya hubungan antara si ibu dengan anak-anaknya.Ibu berperan sebagai kepala keluarga,sehingga timbul kekeluargaan matrilineal.
3. Fase ketiga laki-laki tidak puas dengan keadaan ini,kemudian mengambil calon isteri dari kelompok lain dan membawa ke kelompoknya sendiri.Keturunan yang dilahirkan tetap berada di kelompok laki-laki.Timbullah suatu keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga.Fase terakhir terjadi karena ketika perkawinan di luar kelompok berubah menjadi endogami karena berbagai sebab.Mengakibatkan anak-anak dari perkawinan tersebut menjadi berhubungan langsung dengan ayah maupun ibunya.Timbulah keluarga parental.
B.Periodisasi Perkembangan Biologis dan Budaya Manusia serta Masyarakat Purba di Indonesia
1.Periodisasi Zaman Nirkela Indonesia
Pembagian nirleka mulanya diajukan oleh seorang Denmark bernama C.J.Thomsen,sekitar tahun 1836.Gagasan itu dijadikan konsep yang dikenal sebagai Three Age System atau sistem tiga zaman,yang diterapkan untuk zaman nirleka Eropa.Zaman nirleka dibagi menjadi:zaman batu,zaman perunggu,dan zaman besi.Kemudian dikembangkan lagi oleh J.A.Brown pada tahun 1892 dengan membagi zaman nirleka menjadi lima bagian yaitu:zaman palaeolitik,zaman neolitik,zaman perunggu,zaman besi.
Konse3p periodisasi juga diterapkan untuk zaman nirleka Indonesia yang mula-mula di pelopori oleh P.V.Van Stein Callenfes(Ia dijuluki sebagai bapak Prasejarah Indonesia),dilanjutkan oleh VonHeine Geldern,Van der hoop,serta van Heekeren.Pakar arkeologi Indonesia,Dr.R.Soekmono membuat periodisasi zaman nirleka Indonesia,ia membagi nirleka Indonesia menjadi zaman batu dan zaman logam.
BAB 7 REKONSTUKSI DAN PETA PROSES PERKEMBANGAN BIOLOGIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA
A.Jenis Manusia Purba di Indonesia
Menurut Prof.Dr.T.Jacob,yang dimaksud manusia purba dalah manusia yang telah memfosil/punah.Ciri-ciri biologis manusia yang pokok adalah berdiri tegak dan otak yang besar.Penelitian tentang manusia purba dibagi menjadi 3 tahap.
Tahap I antara 1889-1909,oleh Eugene Dubois dan Ny.Selenka di Trinil.
Tahap II antara 1931-1941.oleh C.Ter Haar,Opernoorth, dan Von Koenigswald di Ngandong (Blora) , Mojokerto,dan Sangiran.
Tahap III dimulai sejak 1952 sampai sekarang,yang sebagian besar dilakukan di daerah Sangiran.
Kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia dan hanya dimiliki oleh manusia.Karena itu penyebaran manusia selalu disertai penyebaran kebudayaanya.Dengan kata lain,jalur penyebaran budaya mengikuti jalur penyebaran manusianya.
Perkakas yang digunakan manusia mencerminkan pola kehidupannya.Dengan alat-alat terbuat dari batu tanpa proses pembuatan yang berarti,manusia purba hidup dengan cara berburu dan meramu dan tidak mungkin melakukan kegiatan bercocok tanam.Ketergantungan kepada alam masih sangat besar.
Manusia purba paling primitif yang fosilnya pernah di temukan di Indonesia adalah Megantropus palaeojavanicus
Manusia purba senang tinggal di daerah dekat dengan smber air karena daerah seperti itu banyak tersedia bahan makanan
Pendukung kebudayaan pacitan adalah Pithecantropus erectus
Yang termaksud kebudayaan palaeolitikum adalah kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong
Alat-alat kebudayaan yang terbuat dari tulang dan tanduk merupakan ciri khas kebudayaan Ngandong
Arti penting temuan fosil manusia purba di Jawa adalah berasal dari segala zaman pleistosen
Persebaran manusia purba dari Daratan Asia ke Indonesia terjadi ketika berlangsung zaman glasial
Di Malaysia dan Burma ditemukan alat kebudayaan seperti yang di temukan di Pacitan.Hal ini menunjukan bahwa terdapat kontak budaya antara Dataran Asia dengan Indonesia.
BAB 8 PERKEMBANGAN SOSIAL,EKONOMI,DAN BUDAYA MANUSIA PURBA
A.Beda Ciri-Ciri Masyarakat Berburu dan Masyarakat Menetap
1.Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan
a.Ciri-ciri sosial
1.Tahun 1953 Von Koenigswald menemukan kapak perimbas atau kapak genggam,di daerah Pacitan,Sukabumi,Ciamis,Gombong,Bengkulu,Lahat(Sumatra Selatan).Karena penelitian tersebut mula-mula di daerah Pacitan maka di namakan kebudayaan Pacitan.

2.Alat serpih


Berbentuk sederhana,kecil.Alat ini juga ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1934 di daerah Sangiran.
3.Alat-alat tulang


Tulang dipilih yang kuat.Alat-alat semacam ini di namakan kebudayaan Ngandong.
4.Kyokkenmoddinger
Yaitu peninggalan di daerah Sumatra Timur Laut, antara Lansa di Aceh dan Medan. Kyokken artinya dapur, modding artinya sampah. Penelitian dilakukan oleh Dn. P. V. Van Stein Callenvens pada tahun 1925.

5.Abis saus roche

Penelitian dilakukan oleh Van Stein Callenvens di gua Lawa dekat Sampung antara tahun 1928-1931.

Ciri-ciri sosial masyarakatnya:
1. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil
2. Hidup mengembara
3. Mencari makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau.
4. Kelompok-kelompok lainnya yang tiggal di daerah pantai. Mereka mencari binatang kerang sebagai makanannya. Kulit-kulit kerang menjadi menumpuk seperti bukit yang keras.
5. Kemungkinan kematian karena kecelakaan atau karena diterkam binatang buas sangat besar, sehingga pertumbuhan penduduk sangat kecil.
b. Ciri-ciri Budaya
1. Hidup dalam kelompok kecil. Sudah mempunyai cara pembagian kerja.
2. Ruang gerak dibatasi oleh sungai-sungai besar, danau-danau, serta hutan-hutan lebat dengan binatang buas berkeliaran.
3. Mula-mula bisa membuat rakit. Lama-kelamaan mereka bisa membuat perahu.
4. belum mengenal cara memasak makanan, satu-satunya cara hanya dengan membakar.
5. sudah mengenal perhiasan yang sangat primitif yaitu dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
Tidak hanya alat-alat pendukung kehidupan sehari-hari yang ditemukan dari masyarakat prasejarah Indonesia. Alat-alat kepercayaan juga ternyata sudah dikenal.
Temuan-temuan itu menunjukkan sudah adnya kesadaran akan adnya sesuatu diluar perhitungan manusia. Kesadaran akan adanya kekuatan gaib yang menjadi dasar-dasar kepercayaan. Salah satu wujudnya adalah bentuk-bentuk penguburan orang yang sudah meninggal, serta barang-barang apa saja yang dijadikan bekal bagi yang meninggal.
Perkembangan taraf kehidupan manusia purba pada awalnya masih dalam taraf food gathering, sebab pola pikirnya masih sederhana.
Kebudayaan Pacitan yang menjadi milik manusia purba berupa kapak perimbas.
Di daerah Ngandong ditemukan alat-alat yang terbuat dari tulang atau tanduk rusa yang dipergunakan untuk pemotong daging hasil buruan
Zaman logam di Indonesia memberi indikasi bahwa telah mengenal teknologi baru,yaitu teknik melebur biji logam
Tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan dan menjadi lambang arwah nenek moyang disebut menhir
Manusia purba yang memiliki kebudayaan yang disebut Sampung Bone Culture adalah manusia purba yang tinggal di kampung

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering and hunting period) adalah masa dimana cara manusia purba mengumpulkan makanan-makanan yang dibutuhkan mereka untuk bertahan hidup adalah dengan berburu dan mengumpulkan makanan yang tersedia dari alam (sungai, danau, laut, dan hutan-hutan yang ada di sekitar tempat bermukim mereka pada saat itu). Masa Berburu dan Mengumpulkan makanan terjadi pada masa Paleolithikum (zaman batu tua), yang berbarengan dengan kala Pleistosen yang terjadi sejak 2 juta tahun yang lalu. Masa berburu dan mengumpulkan makanan berlangsung selama 600.000 tahun

A. Kebudayaan & Alat Yang Dipergunakan

Dalam kehidupannya dan perburuan serta pengumpulan makanan, para manusia purba masa berburu dan mengumpulkan makanan menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu, tulang, duri ikan, dan tanduk.Alat-alat tersebut masih berbentuk sangat sederhana. Mereka dibentuk dengan membenturkan batu ke batu lain untuk mendapat hasil yang kurang lebih diinginkan oleh para manusia tersebut tanpa dihaluskan terlebih dahulu. Oleh karena itu, permukaan dan bentuk dari alat-alat ini masih kasar. Peninggalan kebudayaan pada masa ini banyak ditemukan dari daerah Pacitan, Jawa Timur dan Ngandong.

Contoh dari alat-alat yang digunakan pada masa ini adalah :
- Kapak Genggam (Hand Axe) untuk menggali, memotong, dan menguliti bintang
- Kapak Perimbas (Chopper) untuk merimbas kayu, pemecah tulang, dan senjata
- Flake (Alat serpih) untuk mengiris daging dan memotong umbi

Flake ada dua bagian, yaitu bagian yang kerucut menonjol (Bulbus) atau yang lebar dan rata (Striking Plattform).





Jenis Flake :
i. Gurdi (untuk memotong)
ii. Pisau (untuk memotong)
iii. Tombak (untuk menombak).
- Alat-alat yang terbuat dari tulang dan tanduk, seperti ujung tombak, ala pengorek ubi, serta tanduk menjangan


B. Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ini, dihuni oleh manusia-manusia purba jenis pithecanthropus dan homo. Yang dominan hidup pada masa ini adalah :
- Pithecanthropus Erectus
- Homo Erectus
- Homo Soloensis
- Homo Wajakensis


C. Corak Kehidupan Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada tahap berburu dan mengumpulkan makanan ini, para manusia purba tidak hidup secara menetap pada satu tempat secara permanen, melainkan secara nomaden (Tidak menetap di satu tempat), karena mereka mengandalkan alam sepenuhnya untuk persediaan makanan, mereka akan mencari bahan makanan di tempat baru setelah di tempat yang lama telah habis pesediaan makanannya. Walau begitu, mereka tidak sepenuhnya nomaden, karena mereka masih tinggal sementara di suatu tempat tertentu, sehinga disebut seminomaden

Para manusia purba tersebut tinggal di kawasan yang berupa padang rumput dengan semak belukar dan hutan kecil di sekitarnya, dekat dengan sumber air, danau, dan rawa. Di kawasan itu, mereka tinggal pada gua-gua yang ada, karena gua-gua tersebut terbilang aman dari serangan musuh dan binatang buas dan siap pakai tanpa harus dibuat lagi. Gua yang mereka tinggali bisa berupa gua alam (cave) atau gua payung bukit karang (abris sous roche). Mereka menggunakan gua sebagai pangkalan / markas, mereka pergi mencari makanan pada pagi hari dan pulang ke gua mereka pada saat hari sudah sore. Besoknya mereka pergi mencari makanan lagi, tapi ke arah berbeda dari yang mereka tempuh pada hari sebelumnya.

Makanan yang biasanya dicari dan dimakan oleh para manusia purba meliputi tumbuhan-tumbahan, buah-buahan, biji-bijian, dan akar-akaran yang ditemukan oleh mereka, dan daging hewan-hewan seperti rusa, kerbau, banteng, tapir, monyet, gajah, dan kuda nil. Awalnya daging hewan ini dimakan mentah-mentah, karena api belum ditemukan. Sesudah api ditemukan, daging mulai dibakar dengan dimasukkan langsung ke api untuk melunakkan serat daging tersebut, sehingga lebih mudah dimakan dan dicerna oleh manusia purba


Dalam kehidupannya sehari-hari, para manusia purba membentuk kelompok berburu dan pengumpul makanan yang tersusun dalam satu keluarga. Jumlah orang yang terdapat dalam satu kelompok berburu dan pengumpul 10 – 20 orang per kelompok berburu. Laki-laki yang lebih kuat ditugaskan untuk berburu hewan–hewan besar dan buas, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Dan perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya, serta mengurus anak.

Manfaat manusia purba membentuk kelompok-kelompok berburu dan mengumpulkan makanan ini diantara lain adalah untuk mengefektifkan dalam:
- Menghadapi serangan musuh bersama
- Berburu dan meramu bersama
- Menghadapi serangan binatang buas, sehingga bisa dihadapi bersama
- Menghadapi bencana alam bila terjadi
- Mobilitas/kecepatan pergerakan kelompok dari satu tempat tingal ke tempat yang lain

Manusia purba pada masa berburur dan mengumpulkan makanan ini belum mengenal apa yang disebut dengan kepercayaan.